“ Seorang Gadis Kecil Yang Mempunyai Penyakit Leukimia “

“ Seorang Gadis Kecil Yang Mempunyai Penyakit Leukimia “

( Part 4 )

Ibu Liu Zidi : karena rumah sakit itu, bukan rumah sakit yang dari pemerintah, jadi gimana pun caranya kami juga akan harus membayarnya sendiri. Dan family saya yang lain juga akan membantu saya memberikan uang untuk mengobati Didi agar DIdi bisa cepat sembuh dari penyakit ini.
Guru Popo : yang kamu maksudkan family kamu itu siapa Ibu Liu Didi?
Ibu Liu Zidi : yang saya maksudkan adalah neneknya Didi, di karenakan ibu saya saat ini masih kerja di taman.
Guru Popo : oke, kalau begitu akan saya bertanya kepada kakak Liu Zidi, kakak . . . . apakah kamu tahu berapa biaya rumah sakit yang harus di sediakan untuk Didi?
Kakak Liu Zidi : biayanya untuk Didi di rumah sakit itu adalah yang harus di perlukan mencapai 500 Ribu Yuan.

Bandar Ceme Dan Live Poker Online

Guru Popo : wah, biaya ini pasti nilai yang benar sangat sulit untuk ibumu.
Ibu Liu Zidi : akan tetapi, sebagian banyak orang tetangga yang lain juga sudaha mengetahui tentang kasus Didi saat ini ia rasakan. Maka banyak orang juga yang ingin membantu di keluarga kami termasuk seorang kakek yang sudah berusia kurang lebih 92 tahun ini, pada saat Didi sedang kekurangan obat, setiap bulan kakek ini memberikan 3000 Yuan dari hasil pensiunnya untuk kami.
Guru Popo : kakek itu sampai memberikan kalian 3000 Yuan dari hasil uang pension?
Ibu Liu Zidi : iya, uang dari hasil 3000 Yuan ini sudah bisa bertahan 3 bulan di keluarga kami.

Guru Popo : apakah bisa memberitahukan kepada saya, bahwa siapa orang tua itu dan tempat tinggalnya dimana sekarang ini?

Ibu Liu Zidi : kakek yang umur 92 tahun ini dia sekarang tinggal di BaiZhou dan kakek ini bernama Wang Yue, bahwa kakek ini mengetahui tentang Didi itu berasal dari Koran yang saat dia baca, dan kakek itu ada mengatakan kepada saya : Nak, jika kamu sedang kesusahan. Maka kamu boleh mencari saya dan kalau ada kesulitan yang kamu alami, silahkan memberitahukan kepada saya. Jadi saya akan setiap bulan untuk memberikan kamu uang sebesar 3000 Yuan, dan saya juga punya sebuah buku catatan untuk mencatat setiap hari orang yang memberikan setiap sen kepada kami baik 100 sen maupun 50 sen akan saya selalu catat, jadi pada saat Didi sudah kembali sehat setelah operasi saya akan memberikan no. telpon keluarga saya kepada kakek ini untuk menelepon kakak, atau paman, atau bibi dimana keadaan mereka itulah hal yang paling tidak kami lakukan sampai sekarang . . .

Guru Popo : baiklah, kalau begitu saya akan Blog Catatan kamu, saya juga sangat tidak perduli, apakah impian dari kamu ini bisa tercapai atau tidak, akan tetapi saya bisa minta untuk menerbitkan dan pada saat acara ini di siarkan maka akan saya promosikan dan ini juga semua adalah sebagai balasan dan tanda dari terima kasih . .
Ibu Liu Zidi : Guru Popo, Saya masih ingat kalau Didi pernah bilang kepada saya, jika Didi sudah tiada ibu pergunakanlah dari lagu saya ini agar untuk bisa menemani kamu, jadi saya pakai panggung impian tiongkok ini untuk meminta orang yang bisa membantu kita memanggilmu itulah sebabnya kenapa Didi memilih sebuah lagu yang berjudul : ( Terima kasih Ibu ). Didi hanya bisa memilih ini semua pada saat kondisi dia sedang sehat untuk bisa melakukan apa yang di inginkan itu menjadi baik.

Dan Didi pun sering berkata kepada saya . . . ibu kalau saya sangat takut kematian, bila Dunia Surga seindah apapun, saya tetap tidak ingin pergi dari sisi ibu.

Guru Popo : jadi sekarang apa impian kamu saat ini?
Ibu Liu Zidi : harapan terbesar saya ini, ketika asal bangun pagi, Didi masih selalu memanggil saya kalau Didi bertanya : ibu, kita akan sarapan apa di pagi hari ini? Dan sebenarnya saya sudah 10 tahun ini tidak pernah merasakan menangis maupun tertawa. Saya hanya cukup melihat Didi dalam keadaan Sehat saja, saya sudah sangat puas.

Cerita ini akan di lanjutkan ke : ( Part 5 )