( Part 3 )
Cerita ini di lanjutkan dari ( Part 2 )
Guru Popo : jadi ada perasaan apa saja terhadap anda pada saat di tahun 1998 ini sampai anda melakukan hal yang begitu mulia seperti ini . . .
Kakek, Nenek : yang kami hanya berpikir sampai sekarang itu adalah hal yang seharusnya kami jalankan dan ketika kami melihat anak – anak yang miskin ini di tengah jalanan jika kami tidak membantu mereka kami merasa seperti hati yang merasa seperti gila dan tidak tahu mesti bagaimana masa depan kita nanti terus, saya akan berunding dengan suamiku kalau kita berdua akan membantu uang sekolah mereka dan pada awalnya kita tidak memikirkan ingin memelihara mereka jadi kita akan melakukan dengan secara tahap demi setahap kita membawa mereka pulang rumah dan memelihara mereka.
Guru Popo : jadi ada perasaan apa saja terhadap anda pada saat di tahun 1998 ini sampai anda melakukan hal yang begitu mulia seperti ini . . .
Kakek, Nenek : yang kami hanya berpikir sampai sekarang itu adalah hal yang seharusnya kami jalankan dan ketika kami melihat anak – anak yang miskin ini di tengah jalanan jika kami tidak membantu mereka kami merasa seperti hati yang merasa seperti gila dan tidak tahu mesti bagaimana masa depan kita nanti terus, saya akan berunding dengan suamiku kalau kita berdua akan membantu uang sekolah mereka dan pada awalnya kita tidak memikirkan ingin memelihara mereka jadi kita akan melakukan dengan secara tahap demi setahap kita membawa mereka pulang rumah dan memelihara mereka.
Xueyi : Guru Popo, kami yang ada di atas pentas ini ingin mengatakan sesuatu
yang sebanarnya.
Guru Popo : silahkan Xueyi.
Xueyi : bahwa kita datang ke sini sebenarnya ingin memberikan sebuah kejutan untuk kepada kakek dan nenek kita di karenakan selama ini kakek dan nenek dari tahun 1998 yang lalu sampai sekarang sudah menghidupi kita 6 orang ini kurang lebih sudah 10 tahun.
Guru Popo : silahkan Xueyi.
Xueyi : bahwa kita datang ke sini sebenarnya ingin memberikan sebuah kejutan untuk kepada kakek dan nenek kita di karenakan selama ini kakek dan nenek dari tahun 1998 yang lalu sampai sekarang sudah menghidupi kita 6 orang ini kurang lebih sudah 10 tahun.
Sebenarnya ini sangat berat untuk kehidupan kakek dan pada
saat kita pertama kali datang ke rumah kakek dan nenek ini, biarpun kakek kita
artis nasional kakek sangat rela untuk kami bahkan akan pergi ke kedai terdekat
untuk menyanyi dan mencari hasil uang yang cukup untuk kita semua karena kakek
kita tau untuk penghasilannya buat kita semua itu lumayan berat, dengan wajah
yang sedih.
Sunyian : kakek kita asal setiap malam dari pukul kurang lebih jam 8 sudah pergi dengan membawa beberapa alat musik untuk mencari uang di tiap kedai – kedai yang terdekat mencari uang sampai hingga besok pagi baru pulang ke rumah pada pukul 5 pagi dan kadang sampai jam 6 pagi baru sampai di rumah hingga sampai bertahun – tahun kakek terus sangat susah mencari uang buat kita semua.
Sunyian : kakek kita asal setiap malam dari pukul kurang lebih jam 8 sudah pergi dengan membawa beberapa alat musik untuk mencari uang di tiap kedai – kedai yang terdekat mencari uang sampai hingga besok pagi baru pulang ke rumah pada pukul 5 pagi dan kadang sampai jam 6 pagi baru sampai di rumah hingga sampai bertahun – tahun kakek terus sangat susah mencari uang buat kita semua.
Xueyi : pada saat Kakek pergi ke tempat kedai kakek selalu pergi dengan menaiki
sepeda dan di Negara Zhengzhou lumayan banyak kedai yang bisa di tempati oleh
kakek kita dengan 1 per satu toko di kunjungi, dari sekian banyak toko kedai
yang sudah di kunjungi kakek kita, ternyata masih banyak orang yang tidak tahu
bahwa kenapa seorang artis nasional ini harus menyanyi di sebuah kedai, agar
bisa mendapatkan uang tambahan dari warga di sana.
Dan kakek kita juga pernah menunggu di sebuah kedai sampai
pada pukul 4 atau 5 pagi, sama sekali tidak aa seorang pun yang memberikan uang
sedekah buat kakek kami sampai kakek kita duduk sendirian di bangku kosong yang
dingin ini dengan sendirian, di saat itu ber 5 kami bangun dan ingin
berolahraga pagi sampai di tengah jalan kami masih melihat kakek yang sedang
duduk di warung dengan sendirian dan termenung. Dan tidak hanya itu saja pada
saat kami sebelum datang ke Zhengzhou yang masih bersekolah di desa kakek dan
nenek kita melihat tidak ada yang sama sekali perduli dengan kita ber 5 maka
kakek dan nenek membawa kami dari sekolah itu untuk di sekolahkan ke Zhengzhou untuk
belajar yang lebih baik lagi, maka kakek pun ke tiap berbagai sekolah dan kakek
tau kami bukan dari penduduk Zhengzhou jadi saat itulah kita perlu uang untuk
pangkal sekolah yang cukup mahal.
Cerita ini akan di lanjutkan ke : ( Part 4 )

No comments:
Post a Comment