“ Pengabdian Seorang
Guru “
( Part 4 )
Cerita ini di lanjutkan dari : ( Part 3 )
8. Impianku adalah aku ingin menjadi seorang jurnalis di karenakan saya ingin
lebih banyak orang yang tahu kalau tempat yang sangat miskin bukan hanya di
tempat kami saja, melainkan tempat yang lain juga masih banyak yang miskin,
akan tetapi saya ingin orang seluruh dunia mengetahui bahwa masih ada tempat
lain orang yang masih membutuhkan bantuan
Guru Popo : Zhou Yuyang, tentu saja kamu sangat mengenal dengan anak – anak murid kamu ini
Zhou Yuyang : saya sangat kenal dengan murid saya seperti apa mereka.
Guru Popo : Guru Zhou coba kamu membantu saya untuk menunjukkan mana murid yang sangat pemalu dan agak merasa sulit untuk mengungkapkan perasaannya dan menunjukkan seorang murid yang pandai untuk bisa mengungkapkan perasaannya.
Guru Popo : Zhou Yuyang, tentu saja kamu sangat mengenal dengan anak – anak murid kamu ini
Zhou Yuyang : saya sangat kenal dengan murid saya seperti apa mereka.
Guru Popo : Guru Zhou coba kamu membantu saya untuk menunjukkan mana murid yang sangat pemalu dan agak merasa sulit untuk mengungkapkan perasaannya dan menunjukkan seorang murid yang pandai untuk bisa mengungkapkan perasaannya.
Bandar DominoQQ Dan Ceme Online Tepercaya
Zhou Yuyang : baik akan saya bersedia untuk membantu Guru Popo . . . .
Guru Popo : oke, sekarang saya ingin bertanya kepada anak kamu yang bernama Zhou Shian.
Zhou Shian : hai Guru Popo, apa kabar?
Guru Popo : saya ingin bertanya kepada kamu beberapa hal dari kamu, apakah kamu membenci ayah kamu?
Guru Popo : oke, sekarang saya ingin bertanya kepada anak kamu yang bernama Zhou Shian.
Zhou Shian : hai Guru Popo, apa kabar?
Guru Popo : saya ingin bertanya kepada kamu beberapa hal dari kamu, apakah kamu membenci ayah kamu?
Guru Popo : jadi apakah kamu sayang sama ibu kamu?
Zhou Shian : pasti lah kalau saya sangat sayang kepada ibuku. . . .
Guru Popo : oke, terus apa yang kamu pikirkan tentang hubungan kamu dengan murid – murid dari ayah kamu ini?
Zhou Shian : saya bukan hanya ingin mereka jadi teman aku saja, akan tetapi saya sudah anggap mereka sudah menjadi saudara – saudara aku untuk selamanya.
Zhou Shian : pasti lah kalau saya sangat sayang kepada ibuku. . . .
Guru Popo : oke, terus apa yang kamu pikirkan tentang hubungan kamu dengan murid – murid dari ayah kamu ini?
Zhou Shian : saya bukan hanya ingin mereka jadi teman aku saja, akan tetapi saya sudah anggap mereka sudah menjadi saudara – saudara aku untuk selamanya.
Guru Popo : wah, kamu memang anak yang sangat berbakti dan menghargai orang lain. Jadi sekarang saya Tanya kepada kamu, apakah kamu sudah merencanakan masa depan kamu?
Zhou Shian : saya sudah mempunyai sebuah masa depan saya.
Guru Popo : jadi apakah rencana masa depan kamu suatu saat nanti?
Zhou Shian : masa depan saya adalah saya hanya ingin mencari sebuah pekerjaan yang sangat baik untuk saya agar saya terus bisa membantu kehidupan ayah saya dan ibu saya agar bisa meneruskan pekerjaan ayah saya.
Guru Popo : apakah kamu bangga dengan ayah kamu?
Zhou Shian : saya sangat – sangat bangga kepada ayah aku. Karena gimana pun saya waktu masih kecil ayah aku yang telah bersusah payah untuk membuat saya sekarang menjadi tumbuh dewasa.
Zhou Shian : saya sangat – sangat bangga kepada ayah aku. Karena gimana pun saya waktu masih kecil ayah aku yang telah bersusah payah untuk membuat saya sekarang menjadi tumbuh dewasa.
Guru Popo : oke, jadi sekarang apakah kamu selain cinta dengan orang tuamu dan
akan di bagikan kepada saudara – saudara kamu ini apakah kamu merasa sangat
tidak jengkel?
Zhou Shian : saya sangat tidak jengkel untuk membagikan kepada saudara – saudaraku, di karenakan pada saat orang tua saya menyayangi mereka, mereka juga memberi rasa kasih sayang yang sangat besar untuk kepada ayahku, maka dari sana saya tidak bisa merasa menyalahkan mereka . . .
Guru Popo : adik, apakah kamu sudah mendengarkan apa yang kakak kamu ucapkan tadi?
Mei : saya pasti akan mendengarkan apa yang di ucapkan oleh kakak saya tadi. Mei sangat sedih dengan ucapan dari kakak tadi kepada adik semuanya.
Guru Popo : oke sekarang saya inginj bertanya kepada kamu, apakah ini semua adalah sebuah keluarga bagi dirimu?
Zhou Shian : saya sangat tidak jengkel untuk membagikan kepada saudara – saudaraku, di karenakan pada saat orang tua saya menyayangi mereka, mereka juga memberi rasa kasih sayang yang sangat besar untuk kepada ayahku, maka dari sana saya tidak bisa merasa menyalahkan mereka . . .
Guru Popo : adik, apakah kamu sudah mendengarkan apa yang kakak kamu ucapkan tadi?
Mei : saya pasti akan mendengarkan apa yang di ucapkan oleh kakak saya tadi. Mei sangat sedih dengan ucapan dari kakak tadi kepada adik semuanya.
Guru Popo : oke sekarang saya inginj bertanya kepada kamu, apakah ini semua adalah sebuah keluarga bagi dirimu?
Xian : menurut bagi saya, kalau di kota Jiangxi adalah sudah bagi keluarga saya yang sangat besar.
Guru Popo : lalu, kenapa kamu harus memilih ingin pulang ke rumah kamu yang dulu di Guizhou ketika kalian semua sudah selesaikan sekolah kalian nanti?
Xian : saya ingin pulang sekolah agar saya bisa mengajarkan adik saya untuk bisa mendapatkan pengetahuan.
Mei : saja juga ingin pulang ke rumah saya yang dulu. karena gimanapun saya kota Guizhou itu adalah kota tempat kelahiran saya dan sudah membesarkan diri saya.
Cerita ini akan di lanjutkan ke : ( Part 5 )

No comments:
Post a Comment